Atlet 23 tahun itu menjadi penyumbang emas pertama bagi Indonesia di Asian Games 2018 sekaligus emas pertama cabor taekwondo selama keikutsertaan Indonesia di pesta olahraga Asia.
Selain rasa bangga dan senang menjadi yang terbaik se-Asia, Defia seketika haru teringat orang tua yang mendukungnya menjadi taekwondoin."Emas ini saya persembahkan untuk keluarga, untuk Ayah," kata Defia singkat.
"Tidak apa-apa, nanti aku nangis," sambungnya ketika ditanya mengapa mempersembahkan medali secara khusus untuk ayahnya.
Defia Rosmaniar berada di podium teratas cabor taekwondo nomor poomsae individu putri. (REUTERS/Cathal Mcnaughton)
|
"Ayah penting banget ya, dia yang.... Aduh, tidak bisa [berkata-kata]. Pokoknya ayah yang mendukung aku," kata Defia sambil terbata-bata lantaran menangis di sela-sela menjawab pertanyaan wartawan.
"Yang mendukung sekali aku untuk ikut taekwondo itu ayah. Karena mama takut kan. Kata ayah, "Sudah, kamu bisa kok." Yang biayain ayah juga, pokoknya ini buat ayah," lanjutnya.
Atlet yang mengenal taekwondo sejak SMP itu mengaku grogi tampil di final dan berupaya tetap tenang ketika berjumpa dengan wakil Iran Salahshouri Marjan.
"Iya, sempat agak deg-degan juga sih. Tapi aku lepas saja lah, sudah ada yang atur juga kan? Menang atau kalah itu wajar, saya [berusaha] maksimal saja," ucap Defia yang mengaku senang mendapat dukungan dari suporter serta ditonton Presiden RI Joko Widodo."Pertandingan tadi aku cuma pikir tidak mau menyia-nyiakan, dari Maret aku berjuang di Korea. Aku tidak mau sia-siakan itu," sambungnya (nva/bac)
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180819194940-178-323445/defia-senang-raih-emas-terharu-ingat-mendiang-ayah/
No comments:
Post a Comment