INILAHCOM, Yogyakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Kamis sore (30/8/2018), kembali melemah hingga Rp14.700 dolar AS. Apa dampaknya terhadap industri?
Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kementerian Perindustrian Muhdori, menerangkan, sektor industri yang menggunakan bahan baku impor, pastilah terkena dampaknya. Namun tidak terlalu besar.
"Tentu ada ya bagi industri yang memang dominan menggunakan bahan baku impor itu sedikit terganggu cast flownya," kata Muhdori disela-sela acara workshop pendalaman kebijakan industri di DI Yogyakarta, Kamis (30/8/2018).
Kenapa dampak kecil? Masih kata Muhdori, karena industri yang memakai bahan baku impor, produknya juga diekspor. Sehingga pengaruh kenaikan nilai tukar dolar AS, tidak terlalu memengaruhi keuangan industri tersebut.
Namun, dia tidak merinci Industri di sektor apa saja yang terdampak. "Tetapi optimisme dari pengguna dolar AS itu kan hasil produknya untuk eskpor pasti dia akan menerima dolar lagi," ujar Muhdori.
Guna mengantisipasi dampak kenaikan dolar AS pada sektor Industri, pihaknya mendorong para pelaku usaha tidak mengimpor semua bahan baku. Sebaiknya jika bahan baku itu tersedia di dalam negeri, maka gunakan itu. "Nah kalau (bahan baku) di dalam negeri ada kan bisa memanfaatkan bahan baku dalam negeri. Fasilitas dalam negeri juga ada," ujar dia. [ipe]
https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2477145/kemenperin-industri-sudah-kebal-pelemahan-rupiah
No comments:
Post a Comment